TRANSLASI MATA UANG ASING
PENGARUH ALTERNATIF KURS TRANSLASI TERHADAP LAPORAN
KEUANGAN.
Dalam melakukan
translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik dapat
digunakan 3 nilai tukar yaitu antara lain :
a.
kurs kini (current
b.
Kurs historis (historical)
c.
Kurs rata-rata (average)
Harus dapat dibedakan antara keuntungan dan kerugian
translasi (translation) dan keuntungan dan kerugian transaksi (transaction)
dimana keduanya merupakan keuntungan dan kerugian akibat nilai tukar.
Dari dua jenis penyesuaian transaksi, keuntungan dan
kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai tukar yang
digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai tukar yang
digunakan saat penyelesaian.Jenis dua penyesuaian transaksi adalah keuntungan
dan kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan timbul ketika laporan
keuangan disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan.Namun demikian hingga
utang mata uang asing tersebut benar-benar dilunasi, kerugian nilai tukar belum
direalisasi ini memiliki sifat yang sama dengan kerugian translasi karena
berasal dari proses penyajian ulang.
Perbedaan dalam kurs nilai tukar yang timbul pada
tanggal yang berbeda menyebabkan berbagai jenis penyesuaian nilai tukar. Berikut ini adalah bagan yang menjelaskan perbedaan
antara keuntungan dan kerugian transaksi dan translasi.
Suatu transaksi yang
sudah direalisasi (atau sudah diselesaikan) menumbulkan keuntungan dan kerugian
yang nyata. Keuntungan dan kerugian seperti itu harus tercermin secepatnya
dalam laba.
TRANSAKSI
MATA UANG ASING.
Transaksi
mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan memberi atau menjual barang
dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika
perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing.Berdasarkan konsep
mata uang fungsioanal yaitu, mata uang fungsional dari suatu entitas adalah
mata uang yang berlaku di wilayah operasional utama perusahaan dan menghasilkan
arus kas. Dengan demikian suatu transaksi mata uang asing dapat berdominasi
dalam suatu mata uang, tetapi di ukur atau di catat dalam mata uang yang lain.
METODE
DALAM TRANSLASI MATA UANG ASING.
Perusahaan yang
beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode untuk menyatakan
laporan keuangannya dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik. Metode
translasi ini terdiri dari dua jenis
yaitu :
1.
Metode Kurs Tunggal
Metode
kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi
risiko nilai tukar karena kurs nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar
negeri setiap terjadi perubahan nilai tukar. Nilai persediaan dan aktiva tetap
didukung oleh inflasi lokal.Dengan mentranslasikan seluruh saldo dalam mata
uang asing dengan menggunakan kurs kini menghasilkan keuntungan dan kerugian
translasi setiap kali terjadi perubahan kurs nilai tukar. Kebanyakan keuntungan
dan kerugian ini tidak akan pernah direalisasi penuh.
2.
Metode Kurs Berganda
Metode
ini menggabungkan kurs nilai tukar historis dan kurs nilai tukar kini dalam
proses translasi. Metode ini terbagi atas tiga metode yaitu :
a. Metode kini - non kini.
b. Metode Moneter - non moneter .
c. Metode temporal.
a.
Metode kini - non kini (lancar-tidak
lancar)
Aktiva
lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam
mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan
kewajiban tidak lancar ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos
laporan laba rugi (kecuali depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar
kurs rata-rata yang berlaku. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan
sebesar kurs historis yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh.Metode ini
tidak mempertimbangkan unsur ekonomis.
b.
Metode Moneter - Non Moneter
Menggunakan
skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs klasifikasi translasi yang
tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs
kini. Pos - pos non moneter aktiva tetap
investasi jangka panjang dan persediaan
investor di translasikan dengan menggunakan kurs historis. Pos - pos laporan
laba rugi di translasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan konsep
kini - non kini.
c.
Metode Temporal
Translasi
mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang niai
tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur,
melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang
asing menyebabkan pengukuran ulang dominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan
penilaian sesungguhnya. Kas diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada
tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan
diterima atau akan dibayarkan pada saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban
lain-lain diukur sebesar harga uang saat pos-pos tersebut diakuisisi atau
terjadi (harga historis). Namun demikian, beberapa pos diukur sebesar harga
yang terjadi per tanggal laporan keuangan (harga kini), seperti persediaan
berdasarkan aturan mana yang lebih rendah antara biaya perolehan atau harga
pasar.
7.5 MODEL TRANSLASI MANA YANG TERBAIK ?
Keadaan yang mendasari proses translasi mata uang
asing sangat berbeda.Translasi akun-akun dari mata uang yang stabil ke dalam
mata uang yang tidak stabil tidaklah sama dengan melakukan translasi dari mata
uang yang tidak stabil ke dalam mata uang yang stabil. Hanya ada sedikit
kesamaan antara translasi untuk transaksi jenis ekspor-impor dan transaksi yang
melibatkan perusahaan afiliasi yang secara tetap didirikan atau anak perusahaan
di Negara lain yang menanamkan kembali laba lokalnya dan tidak bermaksud untuk
mengirimkan kembali dana apapun kepada induk perusahaan dalam waktu dekat.
Kedua, translasi dilakukan untuk tujuan yang
berbeda. Melakukan translasi akun-akun suatu anak perusahaan luar negeri dalam
rangka konsolidasi akun-akun dengan induk perusahaan tidak sama dengan
melakukan translasi akun-akun perusahaan yang independent dengan maksud untuk
memenuhi kepentingan para pihak luar negeri. Ada tiga pertanyaan yang harus
diperhatikan :
1.
Apakah menggunakan lebih dari satu
metode translasi diperbolehkan ?
2.
Jika ya, metode manakah yang dapat
digunakan dan dalam kondisi apakah metode tersebut diterapkan ?
3. Apakah terdapat situasi di mana translasi sama sekali
tidak boleh dilakukan ?
Terkait dengan pertanyaan pertama, jeals terlihat
bahwa satu metode translasi saja tidak dapat memenuhi dengan sama translasi
yang dilakukan berdasarkan kondisi yang berbeda dan tujuan yang berbeda. Jadi
lebih dari satu metode translasi yang diperlukan.
Terdapat
tiga pendekatan translasi yang berbeda yang dapat diterima yaitu :
1.
Metode historis :
Objek translasi adalah
untuk mengubah unit pengukuran laporan keuangan anak perusahaan luar negeri
kedalam mata uang domestik dan untuk membuat laporan keuangan anak perusahaan
luar negeri sesuai dengan prinsip -
prinsip akuntansi yang diterima
secara umum dinegara asal induk perusahaan maka tujuan ini dapat dicapai dengan
menggunakan kurs nilai tukar historis.Prinsip temporal lebih disukai karena
secara umum mempertahankan prinsip akuntansi yang digunakan untuk mengukur
aktiva dan kewajiban yang awalnya dinyatakan dalam mata uang asing.
2.
Metode kini
Merupakan translasi
(penyajian ulang) secara langsung dari satu jenis mata uang kedalam mata
uang lainnya. Metode kurs kini lebih teapt digunakan apabila akun-akun anak
perusahaan luar negeri yang ditranslasika tetap mempertahankan mata uang lokal
sebagai unit pengukuran :yaitu jika entitas asing dipandang dari sudut pandang
perusahaan lokal. Translasi berdasarkan kurs kini tidak mengubah segala bentuk
hunbungan awal dalam laporan keuangan
mata uan asing, karena seluruh saldo akun hanya perlu dikalikan dengan suatu
konstanta. Pendekatan ini berguna jika akun-akun perusahaan independen
ditranslasikan untuk kepentingan pemegang saham luar negeri atau kelompok
pengguna eksternal lainnya.
3.
Tidak dilakukan translasi sama sekali
Dilakukan apabila tidak
ada translasi yang memadai jika dilakukan antara mata uang yang sangat tidak
stabil dan sangat stabil. Translasi dari satu mata uang itu ke yang lainnya
tidak akan menghasilkan informasi yang bermakna meski menggunakan metode
yang manapun. Jika suatu mata uang cukup
tidak stabil sehingga membuat translasi akun tidak dapat dilakukan, konsolidasi
laporan keuangan juga tidak dapat dilakukan. Translasi tidak diperlukan jika
laporan keuangan perusahaan independen dikeluarkan diterbitkan benar-benar
untuk tujuan pemberian informasi bagi para penduduk di negara lain yang berada
dalam tingkat perkembangan ekonomi yang dapat dibandingkan dan memiliki situasi
mata uang nasional yang dapat dibandingkan. Manajer iternasional yang efektif
harus mampu mengevaluasi situasi dan mengambil keputusan yang menyangkut lebih
dari satu mata uang.
KEUNTUNGAN
DAN KERUGIAN TRANSLASI.
PSAK No.10
menyatakan bahwa keuntungan dan kerugian akibat translasi harus dinyatakan
dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila
timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi
yang sama maka seluruh selisih kurs diakui dlaam periode tersebut. Namun, jika
timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode
transaksi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode dengan
memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.
Secara internasional, perlakuan akuntansi atas
penyesuaian-penyesuaian tersebut juga berbeda seperti halnya prosedur
translasi. Pendekatan-pendekatan atas penyesuaian translasi berkisar dari
penangguhan hingga tidak ada penangguhan.
Sumber
: Hari Setiyawati, SE.,AK.,M.SI, Translasi Mata Uang Asing,
Universitas Mercubuana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar