Perilaku
Etika dalam Bisnis
Menurut
Ronald J. Ebert and Ricky M. Griffin (200:80), etika bisnis adalah suatu
istilah yang sering dipergunakan untuk menunjukan perilaku etika dari seorang
manajer atau karyawan suatu organisasi. Etika bisnis sangat penting untuk
mempertahankan loyalitas stakeholders dalam membuat
keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahaan.
Mengapa demikian? Karena, semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh stakeholders adalah semua individu atau kelompok yang
berkepentingan dan berpengaruh terhadap perusahaan. Ada dua jenis stakeholders
yang berpengaruh terhadap perusahaan, yaitu internal stakeholders dan
external stakeholders. (Zimmerer ,1996:21)
1.
Lingkungan bisnis yang mempengaruhi Perilaku Etika
Dalam sistem ekonomi dapat menciptakan berbagai ancaman
yang dapat melemahkan daya saing perusahaan, atau bahkan menyingkirkannya dari
lingkungan perusahaannya. Percepatan perubahan lingkungan ini dapat berakibat
pada perubahan budaya perusahaan. Secara umum, individu dilatarbelakangi oleh
budaya yang mempengaruhi perilakunya. Budaya menuntut individu untuk berperilaku dan memberi
petunjuk pada mereka mengenai apa saja
yang harus diikuti dan dipelajari. Kondisi tersebut juga berlaku dalam suatu organisasi.
Bagaimana karyawan berperilaku dan apa yang seharusnya mereka lakukan, banyak
dipengaruhi oleh budaya yang dianut oleh organisasi tersebut, atau disebut
budaya organisasi. Budaya sesungguhnya tumbuh karena diciptakan dan
dikembangkan oleh individu-individu yang bekerja dalam suatu organisasi, dan
diterima sebagai nilai-nilai yang harus dipertahankan dan diturunkan kepada
setiap anggota baru. Nilai-nilai
tersebut digunakan sebagai pedoman bagi setiap anggota selama mereka berada
dalam lingkungan organisasi tersebut, dan dapat dianggap sebagai ciri khas yang
membedakan sebuah organisasi dengan yang lainnya. Harus disadari bahwa kita
masih hidup dalam sebuah kultur yang di dalam ada etika, ada norma, sopan
santun, dan tata krama, maka secara umum bahwa semua nilai-nilai itu adalah
sesuatu yang luhur dalam mengatur hidup kita.
Terdapat pengaruh yang kuat antara etika personal dari
manajer tingkah laku etis dalam pengambilan keputusan. Kemampuan seorang
profesional untuk dapat mengerti dan peka akan adanya masalah etika dalam
profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan, budaya, atau masyarakat dimana
profesi itu berada lingkungan profesinya, lingkungan organisasinya atau tempat
ia bekerja serta pengalaman pribadinya. Budaya perusahaan memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap perilaku etis. Perusahaan akan menjadi lebih baik jika
mereka membudayakan etika dalam lingkungan perusahaannya.
2.
Kesaling - tergantungan antara bisnis dan masyarakat
Sudah
sejak lama bisnis menjadi sarana penting untuk mendekatkan negara-negara dan
bahkan kebudayaan-kebudayaan yang berlainan. Kalau dilihat dalam perspektif
sejarah, perdagangan merupakan faktor penting dalam pergulatan antar bangsa.
Bertentangan dengan ekspansi politik yang terus-menerus membawakan peperangan
dan penderitaan bagi negara-negara bersangkutan, maka perdagangan justru sempat
menyebarkan perdamaian dan persaudaraan. Di kawasan kepulauan, pada zaman
dahulu para saudagar membawa dagangannya sampai ke tempat jauh dengan berlayar.
Di kawasan daratan, para saudagar seringkali menempuh jarak jauh juga untuk
mengantar barang jualannya, kadang-kadang dengan mengikuti rombongan kafilah.
Sejarawan besar dari Skotlandia, William Robertson (1721-1793), menegaskan
bahwa “perdagangan memperlunak dan memperhalus cara pergaulan manusia”.[i]
Filosof dan ahli ilmu politik Perancis, Montesquieu (1689-1755), pada waktu
yang sama lebih melihat kehalusan dalam pergaulan sebagai syarat untuk
perdagangan. Entah sebagai akibat atau sebagai syarat, yang pasti adalah
perdagangan mampu menjembatani jarak jauh dan menjamin komunikasi serta hubungan
baik antara manusia.
3.
Kepedulian pelaku bisnis terhadap etika
Didalam
bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan
tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau
sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah
menjadi binatang ekonomi. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis
tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin
meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan
masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan
suap merupakan segelintir contoh pengabaian para pengusaha terhadap etika
bisnis. Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma
yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa
dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya,
baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap
masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola
hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika
bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif.
4.
Perkembangan dalam etika bisnis
Berikut
perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000):
A. Situasi
Dahulu
Pada
awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain
menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara
dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
B. Masa
Peralihan: tahun 1960-an
Ditandai
pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi
mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan).
Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu
dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and
Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social
responsibility.
C. Etika
Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an
Sejumlah
filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis
dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang
sedang meliputi dunia bisnis di AS.
D. Etika
Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an
Di
Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun
kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah
bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN).
E. Etika
Bisnis menjadi Fenomena Global: tahun 1990-an
Tidak
terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh
dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and
Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
5.
Etika bisnis dan Akuntan
Etika
dalam akuntansi seringkali disebut sebagai suatu hal yang klasik. Hal tersebut
dikarenakan pengguna informasi akuntansi menggunakan informasi yang penting
serta membuat berbagai keputusan. Profesi dalam akuntansi keuangan memegang
rasa tanggung jawab yang tinggi kepada publik. Tindakan akuntansi yang tidak
benar, tidak hanya akan merusak bisnis, tetapi juga merusak auditor perusahaan
yang tidak mengungkapkan salah saji. Kode etik yang kuat dan tingkat kepatuhan
terhadap etika dapat menyebabkan kepercayaan investor sehingga mengarah kepada
hal yang kepastian dan merupakan hal yang keamananbagi para investor.
Para
akuntan dan auditor dapat menghindari dilema etika dengan memiliki pemahaman
yang baik tentang pengetahuan etika. Hal tersebut memungkinkan mereka dapat
membuat pilihan yang tepat. Mungkin hal itu tidak berdampak baik bagi
perusahaan tetapi dapat menguntungkan masyarakat yang bergantung pada akuntan
atau auditor. Aturan kode etik yang ada menjadi panutan bagi akuntan dan
auditor untuk mempertahankan standar etika dan memenuhi kewajiban mereka
terhadap masyarakat profesi dan organisasi yang mereka layani. Beberapa bagian
kode yang disoroti adalah integritas dan harus jujur dengan transaksi
mereka, objektivitas dan kebebasan dari konflik kepentingan, kebebasan auditor
dalam penampilan dan kenyataan, penerimaan kewajiban dan pengungkapan
kerahasiaan informasi non luar, kompetensi serta memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk melakukan pekerjaannya.
marifhakim.files.wordpress.com/2012/03/sufistikasi-bisnis.doc
http://tugasakuntansi.wordpress.com/2011/07/19/etika-dalam-praktek-akuntansi-manajemen-dan-akuntansi-keuangan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar