Senin, 14 November 2011

PEMERIKSAAN TERHADAP PERSEDIAAN BARANG DAGANG


PENDAHULUAN
Saudara sedang memeriksa PT. ABC untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 19X2. Saudara telah mengadakan observasi dan tes terhadap perhitungan fisik pada tanggal tersebut. Semua barang dagangan yang diterima sampai dengan tanggal 30 Oktober 19X2 telah termasuk dalam perhitungan fisik. Daftar faktur berikut ini adalah pembelian barang dagangan yang telah dicatat dalam buku “pembelian”, masing-masing untuk bulan Oktober dan November 19X2.
JUMLAH
(dalam ribuan)

SYARAT PENYERAHAN

TANGGAL FAKTUR
TANGGAL PENERIMAAN BARANG
November:
Rp.   1.000,00
Rp.   3.120,00
Rp.   5.350,00
Rp.   4.500,00
Rp.   6.040,00
Rp.   7.530,00
Rp.   5.000,00

Oktober:
Rp.   3.000,00
Rp.   2.200,00
Rp.     925,00
Rp.   3.975,00
Rp.   2.500,00
Rp.   1.025,00
Rp.   8.600,00
Rp. 10.251,00
Rp.   3.475,00

Destination
Destination
Shipping Point
Shipping Point
Shipping Point
Shipping Point
Destination


Destination
Destination
Shipping Point
Shipping Point
Destination
Shipping Point
Shipping Point
Destination
Destination

29 Oktober
30 Oktober
28 Oktober
1 November
26 Oktober
28 Oktober
28 Oktober


20 Oktober
21 Oktober
20 Oktober
26 Oktober
3 November
26 Oktober
26 Oktober
21 Oktober
28 Oktober

5 November
31 Oktober
30 Oktober
30 Oktober
5 November
3 November
4 November


22 Oktober
23 Oktober
30 Oktober
5 November
29 Oktober
30 Oktober
30 Oktober
30 Oktober
30 Oktober




IDENTIFIKASI

Bila perusahaan menggunakan metode fisik, buatlah:
A.    Jurnal penyesuaian yang harus saudara usulkan berdasarkan data tersebut.
B.     Penyesuaian terhadap hasil penghitungan fisik.



KAJIAN PUSTAKA
v Pengertiaan Persediaan Barang
          Setiap perusahaan niaga atau industri perlu memiliki persediaan untuk menjamin kelangsungannya. Hal itu perlu dilakukan dengan menginvestasikan sejumlah uang ke dalamnya. Mereka harus mampuh mempertahankan jumlah persediaan optimum untuk menjamin kebutuhan bagi kemajuan kegiatan perusahaan, baik secara kuantitas maupun kualitas.
          Persediaan pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Hal ini mudah dipahami karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan. Persediaan merupakan bentuk investasi, dari mana keuntungan (laba) itu bisa diharapkan melalui penjualan di kemudian hari. Oleh sebab itu pada kebanyakan perusahaan sejumlah minimal persediaan harus dipertahankan untuk menjamin kontinuitas dan stabilitas penjualannya.  
          Pengertian persediaan menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut :
Menurut Sofyan Assauri dalam buku Marihot Manullang dan Dearlina Sinaga (2005:50), menerangkan bahwa :
“Persediaan adalah sebagai suatu aktiva lancar yang meliputi barang – barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal atau persediaan barang – barang yang masih dalam pekerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaanya dalam suatu proses produksi”.
Menurut Zaki Badridwan (2000:149), menerangkan  bahwa :
 “Pengertian persediaan barang secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual”.

Menurut M. Munandar dalam buku Marihot Manullang dan Dearlina Sinaga (2005:50), menerangkan bahwa :
“Persediaan adalah sebagai persediaan barang – barang (bahan - bahan) yang menjadi objek usaha pokok perusahaan”.
Menurut John J Wild, K R. Subramanyam dan Robert F Halsey (2004:265), menerangkan  bahwa : 
“Persediaan (Inventory) merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal perusahaan”.

v Jenis-Jenis Persedian
Menurut R.Agus Sartono (2001:443) menerangkan  bahwa jenis persediaan yang ada dalam perusahaan akan tergantung pada jenis perusahaan yaitu :
1.    Perusahaan Jasa persediaan yang biasanya timbul seperti persediaaan bahan pembantu atau persediaan habis pakai, yang termasuk didalamnya adalah kertas, karton, stempel, tinta, buku kwitansi, materai.
2.    Perusahaan Manufaktur jenis persediaanya meliputi persediaan bahan pembantu, persediaan barang jadi, persediaan barang dalam proses dan persediaan bahan baku.

v Tipe-Tipe Persediaan
Menurut Lukman Syamsuddin (2000:281), menerangkan bahwa ada tiga bentuk utama dari persediaan perusahaan yaitu :
1.    Persediaan Bahan Mentah
Bahan mentah adalah merupakan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi atau produk akhir dari perusahaan.
2.    Persediaan Barang dalam Proses
Persediaan Barang dalam proses terdiri dari keseluruhan barang – barang yang digunakan dalam proses produksi tetapi masih membutuhkan proses lebih lanjut untuk menjadi barang yang siap untuk dijual (barang jadi).
3.    Persediaan Barang Jadi
Persediaan barang jadi adalah merupakan persediaan barang – barang yang telah selesai diproses oleh perusahaan tetapi masih belum terjual.



v Macam-Macam Persediaan
          Menurut Zulian Yamit (2003:6), menerangkan bahwa macam persediaan dapat dikategorikan dalam satu atau lebih kategori berikutnya :
1.    Persediaan pengamanan (Safety Stock)
Persediaan pengaman atau sering kali disebut butter stock adalah persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan.
2.    Persediaan antisipasi (Anticipation Stock)
Persediaan antisipasi atau berjaga – jaga atau sering pula disebut stabilization stock adalah persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan sebelumnya.
3.    Persediaan dalam pengiriman (Transit Stock)
Persediaan dalam pengiriman atau yang sering disebut work – in – process stock adalah persediaan yang masih dalam pengiriman atau transit.

v Faktor-Faktor Menentukan Tingkat Persediaan
Menurut Manahan P. Tampubolon (2005:86) menerangkan  bahwa dalam menentukan kebijaksanaan tingkat persediaan barang secara optimal perlu diketahui faktor – faktor yang menentukan yaitu :
1.    Biaya Persediaan.
2.    Seberapa besar permintaan barang oleh pelanggan dapat diketahui? Apa bila permintaan barang dapat diketahui, maka korporasi dapat menentukan barang dalam suatu peiode.
3.    Lama penyerahan barang antara saat dipesan dengan barang tiba atu disebut sebagai lead time atau delivery time.
4.    Terdapat atau tidak ada kemungkinan untuk menunda pemenuhan dari pembeli atau disebut sebagai backlogging.
5.    Kemungkinan diperolehnya discount atas pembelian dalam jumlah yang besar

v Pengelolaan Persediaan
1.    Biaya dalam Persediaan
          Menurut R. Agus Sartono (2001:446) menerangkan  bahwa terdapat tiga jenis yang berkaitan dengan persediaan yang harus dipertimbangkan dalam menetukan persediaan yang optimal. Ketiga jenis biaya itu yaitu:
a)    Biaya Pesan (Ordering Costs)
Adalah semua biaya yang timbul sebagai akibat pemesanan. Biaya itu meliputi biaya sejak dilakukan pemesan hingga pesanan itu sampai di gudang, biaya tersebut seperti biaya persiapan, penerimaan, penecekan, penimbangan dan biaya lainnya hingga persediaan siap untuk diproses.
b)   Biaya Simpan (Carrying Costs)
Mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan persediaan selama periode tertentu. Komponen biaya simpan adalah storage costs yang termasuk sewa gudang, biaya keusangan yakni penurunan nilai persediaan termasuk keusangan teknologi, juga penurunan karena perubahan bentuk fisik persediaan itu sendiri asuransi baik asuransi kebakaran maupun asuransi kehilangan, pajak, biaya dana yang diinvestasikan pada persediaan.
c)    Biaya Kehabisan Bahan (Stockout Costs)
Biaya Kehabisan Bahan, timbul pada saat perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan karena persediaan yang tidak cukup. Biaya kehabisan bahan ini meliputi biaya pesan secara cepat atau khusus dan biaya produksi karena adanya operasi ekstra.
2.    Pengawasan Persediaan
a.    Cara - Cara Pemesanan
Menurut Marihot Manullang dan Dearlina Sinaga (2005:53), menerangkan bahwa dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan persediaan, dilakukan kegiatan pemesanan. Cara pemesanan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1)   Order Point System
Order point system adalah suatu sistem atau cara pemesanan yang dilakukan ketika persediaan yang ada telah mencapai suatu titik atau tingkat tertentu.
2)   Order Cycle System
Order cycle system adalah suatu sistem pemesanan bahan dengan interval waktu yang tetap, misalnya tiap minggu atau tiap bulan.
b.    Jumlah Pemesanan Ekonomis dan Asumsinya
Menurut Marihot Manullang dan Dearlina Sinaga (2005:54), menerangkan bahwa jumlah atau besar pemesanan yang dilakukan sebaliknya juga dapat meminimalkan biaya – biaya yang timbul didalamnya. Dari biaya – biaya itu, yang sangat berpengaruh dalam penentuan jumlah pemesanan yang ekonomis hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Untuk menentukan jumlah pemesanan yang ekonomis ini, kita harus berusaha memperkecil biaya – biaya pemesanan dan biaya – biaya penyimpanan. Penempatan jumlah pesanan yang ekonomis ini dapat dilakukan dengan tiga cara :
1)   Pendekatan Tabel (Tabular Approach)
Adalah penentu jumlah pemesanan yang ekonomis ini dilakukan dengan cara menyusun suatu tabel atau daftar jumlah pesanan dan jumlah biaya per tahun.
2)   Pendekatan Grafik (Graphical Approach)
Adalah dengan cara menggambarkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan dalam suatu grafik.
3)   Pendekatan Rumus (Formula Approach)
Adalah menentukan jumlah pesanan ekonomis yang menggunakan rumus – rumus matematika dapat dilaksankan dengan memakai simbol – simbol atau notasi.
c.    Persediaan Penyelamat (Safety Stock)
Menurut Marihot Manullang dan Dearlina Sinaga (2005:53), menerangkan bahwa : “Persediaan penyelamat adalah persediaan tambahan yang dilakukan untuk melindungi atau mengantisipasi terjadinya kekurangan bahan (stock out)”. (stock out) mungkin terjadi karena penggunaan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan semula, atau keterlambatan dalam penerima bahan baku yang dipesan. Faktor – faktor yang menentukan jumlah persediaan penyelamat adalah sebagai berikut :
1)   Penggunaan bahan baku rata – rata
Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku sebelum periode tertentu, khususnya sebelum periode pemesanan, adalah rata – rata penggunaan bahan baku pada masa sebelumnya. Hal ini perlu diperhatikan karena setelah melakukan pemesanan ulang, permintaan barang sebelum barang yang dipesan datang harus dapat dipenuhi dengan menggunakan persediaan yang ada.
2)   Faktor waktu atau lead time
Adalah selisih atau jeda waktu antara saat dilakukan pemesanan sampai dengan kedatangan barang pemesanan tersebut di gudang persediaan.



d.   Reorder Point (Titik Pemesanan Kembali)
Adalah waktu minimal untuk melakukan pemesanan ulang sehingga bahan pesanan dapat diterima tepat waktu sedangkan persediaan di atas safety stock adalah sama dengan nol.

v Sistem Pengendalian Persediaan
Menurut R. Agus Sartono (2001:453-456) menerangkan  bahwa ada beberapa sistem pengendalian  yaitu :
1.  Sistem Komputernisasi
Perkembangan teknologi komputer akhir – akhir ini telah mengubah sistem pengendalian persediaan. Banyak perusahaan besar memanfaatkan komputer dalam manajemen persediaan. Dengan komputernisasi, dimungkinkan pencatatan persediaan, pengurangan dan pengolahan data persediaan dilakukan dengan cepat. Selain itu komputer dapat menyediakan data kapan harus dilakukan pesanan kembali.
2.  Sistem Just – in Time
Pada prinsipnya, metode ini hanya mensinkronkan kecepatan bagian produksi dengan bagian pengiriman.
3.  Out - Scourcing
Altenatif dalam pengendalian persediaan ini adalah dengan cara membeli dari pihak luar. Dengan cara maka perusahaan tidak perlu harus memproduksi sendiri input yang diperlukan dalam proses produksi. Alternatif membeli dari luar dan dikombinasikan dengan just – in time method akan mampuh menekan persediaan pada tingkat yang sangat rendah dan dengan demikian akan meningkatkan efesiensi dan profitabilitas perusahaan.
4.  Sistem Pengendalian ABC
Metode ABC pada prinsipnya memperhatikan faktor harga atau nilai persediaan, frekuansi pemakaian, risiko kehabisan tinggi dikelompokan ke dalam kelompok A. Kelompok ini berarti mencakup kelompok barang yang sangat penting untuk diawasi dengan seksama. Kelompok B yang mencakup barang – barang yang relatif kurang penting. Kelompok C ini memungkinkan saja secara kuantitas besar tetapi dari segi nilai relatif kecil debandingkan dengan kelompok A. dengan metode ini manajemen menitikberatkan pada kelompok A yang bernilai strategis bagi perusahaan.
5.  Material Requirement Planning (MRP)
MRP pada hakikatnya merupakan sistem informasi yang berbasis komputer untuk penjadwalan produksi dan pembelian item produksi yang bersifat dependen demamd. Informasi mengenai permintaan produk jadi, struktur dan komponen produk, waktu tunggu (lead time), serta posisi persediaan saat ini digunakan untuk meningkatkan efektivitas biaya produksi dan pembelian.


PEMBAHASAN

A.    Jurnal penyesuaian yang harus saudara usulkan berdasarkan data tersebut.

1.      Jurnal penyesuaain terhadap persediaan akhir pada bulan Oktober

Persediaan barang dagang                  Rp. 44.946,00
Harga pokok penjualan                                   Rp. 44.946,00


2.      Jurnal penyesuaain terhadap persediaan awal pada bulan November

Harga pokok penjualan                       Rp. 44.946,00
Persediaan barang dagang                              Rp. 44.946,00


3.      Jurnal penyesuaain terhadap persediaan akhir pada bulan November

Persediaan barang dagang                  Rp. 68.491,00
Harga pokok penjualan                                   Rp. 68.491,00





B.     Penyesuaian terhadap hasil penghitungan fisik.
JUMLAH
(dalam ribuan)

SYARAT PENYERAHAN

TANGGAL FAKTUR
TANGGAL PENERIMAAN BARANG
OKTOBER
Pembelian :
Rp.   3.000,00
Rp.   2.200,00
Rp.   2.500,00
Rp.     925,00
Rp.   1.025,00
Rp.   8.600,00
Rp. 10.251,00
Rp.   3.475,00
Rp.   5.350,00
Rp.   4.500,00
Rp.   3.120,00
Rp. 44.946,00

 

NOVEMBER
Saldo awal :
Rp. 44.946,00
Pembelian :
Rp.   7.530,00
Rp.   5.000,00
Rp.   1.000,00
Rp.   6.040,00
Rp.   3.975,00
Rp. 23.545,00
Saldo akhir :
Rp. 68.491,00

Destination
Destination
Destination
Shipping Point
Shipping Point
Shipping Point
Destination
Destination
Shipping Point
Shipping Point
Destination








Shipping Point
Destination
Destination
Shipping Point
Shipping Point

20 Oktober
21 Oktober
3 November
20 Oktober
26 Oktober
26 Oktober
21 Oktober
28 Oktober
28 Oktober
1 November
30 Oktober








28 Oktober
28 Oktober
29 Oktober
26 Oktober
26 Oktober

22 Oktober
23 Oktober
29 Oktober
30 Oktober
30 Oktober
30 Oktober
30 Oktober
30 Oktober
30 Oktober
30 Oktober
31 Oktober








3 November
4 November
5 November
5 November
5 November