Jumat, 19 November 2010

MESKI PUNYA PACAR, LIN DAN TIDAK INGIN CEPAT MENIKAH


Bintang bulu tangkis China Lin Dan membuat harapa jutaan perempuan yang memujanya tetap hidup, setelah pada senin mengungkapkan ia belum ada keinginan menikah dalam waktu dekat.
Lin Dan, yang kekasihnya sekaligus mantan rekan setimnya Xie Xingfang menggantung raket  setelah memenangi medali perak  olimpiade beijing, kehidupan pribadinya menjadi perhatian pers China.
“saya masih muda, sehingga menikah belum ada dalam agenda saya,” kata pebulu tangkis berusia 27 tahun itu menjelang pertandingan final bereguputra pada Asian Games di Guangzhou, tempat ia akan mengahdapi Park Sung-Hwan dari Korea Selatan.
“sebagai atlet saya perlu focus pada latihan dan kompetisi,” imbuh Lin, yang dianggap sebagai pemain terbaik sepanjang masa, seperti dikutip kantor berita Xinhua.
Lin telah memenangi gelar setia turnamen besar, kecuali medali emas tunggal Asian Games.
Xie, yang berasal dari Guangzhou, tidak bertanding di sana tetapi sangat terlibat dalam perannya sebagai kepala perekrutan sukarelawan.
Ia mengatakan selama akhir pekan ia sibuk, tetapi berharap ada waktu untuk menyaksikan kekasihnya bertanding. Wt
Sumber : Berita Kota Edisi Selasa, 16 November 2010.No 9739.Tahun Ke 10

MEROKOK BISA MEMBUAT IQ JONGKOK


Siapa bilang merokok hanya menimbulkan sakit-sakit seperti jantung, kanker, paru-paru dan lainnya. Berdasarkan penelitian tebaru membuktikan merokok juga menurunkan tingkat kecerdasan (IQ). Peneliti Lawrence whalley dari departemen kesehatan mental pada University Of Edinburg, dan John M. Starr dari departemen kedokteran geriatric pada University Of Edinburgh menguji para sukarelawan yang sebagian besar adalah perokok itu untuk mengetahui perubahan selama hidup mereka dan apakah ada kaitannya dengan kebiasaan merokok mereka.
Dalam pengujian itu, ditemukan bahwa para perokok memperlihatkan kesalahan yang signifikan dalam lima uji kognitif (dari tujuh tes yang diberikan) ketimbang dua kelompok lainnya, yakni bukan perokok, dna par abekas peokok menurut hasil yang dipublikasikan dalam jurnal New Scientist edisi akhir pecan lalu, dan di jurnal Addictive Behaviors volume 30 edisi 1 Januari 2005, dampak peurunan IQ ini semakin menguat pada perokok aktif. Pada para perokok, juga terjadi penurunan dalam kecepatan psikomotorik ketimbang yang bukan perokokdan bebas perokok. Hal ini terjadi diduga karena merokok menyebabkan ster oksidatif-kerusakan kumulatif yang disebabkan oleh molekul yang disebut radikal bebas pada organ-organ tubuh termasuk otak.

Sumber : Tabloid Genie Edisi 11-Tahun Ke Ii, 18-24 Juli 2005

TIPS MENGUSIR KEMALASAN


Perasaan malas terkadang datang tanpa bisa diprediksi, tanpa bias dekendalikan, dan cenderung menjadi penyakit yang susah dipulihkan. Tanpa kamu sadari, banyak waktu yang akan terbuang, banyak kesempatan emas akan terlewat, dan beban pekerjaan semakin menumpuk. Lebih jauh, kamu akan stress, tertinggal dari yang lain, dan masa depan yang tidak menjanjikan. Karena itu, mulai sekarang benahi diri kamu dan jauhkan perasaan malas. Ikuti tips-tips berikut ini sebagai panduan dalam mencegah dan mengusir rasa malas.
Ø  Biasakan membaca
o   Dengan membaca, kamu kan berfikiran dan berwawasan luas. Kamu akan merasa rugi bila waktu kamu tidak efektif dan terbuang sia-sia karena telah terbiasa untuk selalu mengefektifkan waktu dengan benar.
o   Menjadikan ini sebagai kebiasaan akan membentuk kepribadian dan karakter kamu.
o   Jenis bacaannya bias bermacam-macam : buku, komik, novel, ataupun majalah.
o   Setelah membaca buku tentang orang-orang sukses atau tokoh-tokoh terkenal, misalnya, biasanya akan timbul semangat untuk maju dan ingin sukses seperti mereka atau bahkan melebihinya.
Ø  Berfikir positif
o   Ketika hendak melakukan sesuatu, rasa mala situ muncul, jangan pernah mengucapkan ataupun berfikiran negative seperti “ah..cape nih, sepertinya tidak akan benar:. Berfikirlah positif seperti “wah..sepertinya asik nih..pasti rame, harus semangat..semangat”
o   Energy yang digunakan untuk berfikir negative ataupun positif itu sama besarnya, karena itu lebih baik masukan yang pofitif kan?
o   Otak secara otomatis akan memasukkan perintah dan masukan dari kamu. Kalau berfikir malas, pasti rasanya malas terus. Otak akan mencari alas an supaya kamu menjadi malas.
Ø  Just do it !
o   Kalau kamu melakukan sesuatu, jangan tunggu sampai ada mood. Ada atau tidak ada mood, kerjakan saja dulu.
o   Sebenarnya mood itu datang saat kamu sedang melakukan suatu kegiatan, bukan sebelum kegiatan tersebut dilakukan.
o   Mood itu hanya sebuah alasan sebagai persembunyian akan rasa malas kamu.
o   Rasa malas tidak akan pernah hilang jika kita terus berfikir malas dan hanya menunggu malasnya hilang.
Ø  Menetapkan tujuan
o   Kalau kamu tidak punya tujuan dan tidak mempunyai kejelasan arah mana yang kamu tuju, ibarat kapal tanpa nakhoda, akan terombang ambing oleh ombak dan hanya mengikuti ke mana air mengalir.
o   Dengan menetapkan tujuan, kamu punya impian dan akan mengerahkan upaya untuk mencapai tujuan tersebut sehingga rasa malas akan tersingkir.
Ø  Berfikir ke depan
o   Hidup ini terlalu berharga untuk disia-siakan, seperti kata bijak, “masa depan adalah apa yang kita lakukan hari ini.”
o   Semakin banyak yang kamu perbuat semakin nyatalah jati diri kamu. Kalau kamu malas-malasan sekarnag, harus siap dan berani menanggung akibatnya suatu saat nanti, karena apa yang kamu tanam itulah yang akan kamu tuai.

Selasa, 26 Oktober 2010

CONTOH KASUS SHU



            Koperasi Permata memiliki usaha minimarket yang menjual berbagai barang kebutuhan anggota. Apabila barang yang dijual diklasifikasikan  menjadi 4 sebagai berikut :
1.    Kelompok barang A
Barang yang margin keuntungannya rendah (di bawah 20%) dan harga barangnya relative rendah (per unit kurang dari Rp. 20.000)
2.    Kelompok barang B
Barang yang margin keuntungannya rendah (di bawah 20%) dan harga barangnya relative tinggi (per unit lebih dari Rp. 20.000)
3.    Kelompok barang C
Barang yang margin keuntungannya tinggi/sedang (di atas 20%) dan harga barangnya relative tinggi (per unit lebih dari Rp. 20.000)
4.    Kelompok barang D
Barang yang margin keuntungannya tinggi/sedang (di atas 20%) dan harga barangnya relative rendah (per unit kurang dari Rp. 20.000)
Rapat anggota dapat memutuskan klasifikasi point per transaksi, misalnya :
1.    Transaksi pada kelompok barang A senilai Rp. 10.000 mendapat 1 point dan berlaku kelipatannya.
2.    Transaksi pada kelompok barang B senilai Rp. 20.000 mendapat 1 point dan berlaku kelipatannya.
3.    Transaksi pada kelompok barang C senilai Rp. 15.000 mendapat 1 point dan berlaku kelipatannya.
4.    Transaksi pada kelompok barang D senilai Rp. 5.000 mendapat 1 point dan berlaku kelipatannya.
Ibu Ayu adalah anggota koperasi permata yang rajin berbelanja, di mana dalam satu tahun, nilai belanja sebagai berikut :
·         kelompok barang A sebesar Rp. 100.000
·         kelompok barang B sebesar Rp. 100.000
·         kelompok barang C sebesar Rp. 150.000
·         kelompok barang D sebesar Rp. 200.000
Dari transaksi tersebut, maka Ibu Ayu mendapatkan jumlah point sebanyak 65 point, yaitu dari transaksi :
·         barang A mendapat 10 point (Rp. 100.000 / Rp. 10.000)
·         barang B mendapat 5 point (Rp. 100.000 / Rp. 20.000)
·         barang C mendapat 10 point (Rp. 150.000 / Rp. 15.000)
·         barang D mendapat 40 point (Rp. 200.000 / Rp. 5.000)

Pak Zaki yang juga anggota koperasi permata namun malas berbelanja, di mana dalam satu tahun, nilai belanja sebagai berikut :
·         kelompok barang A sebesar Rp. 10.000
·         kelompok barang B sebesar Rp. 20.000
·         kelompok barang C sebesar Rp. 15.000
·         kelompok barang D sebesar Rp. 20.000
Dari transaksi tersebut, maka Pak Zaki mendapatkan jumlah point sebanyak 7 point, yaitu dari transaksi :
·         barang A mendapat 1 point (Rp. 10.000 / Rp. 10.000)
·         barang B mendapat 1 point (Rp. 20.000 / Rp. 20.000)
·         barang C mendapat 1 point (Rp. 15.000 / Rp. 15.000)
·         barang D mendapat 4 point (Rp. 20.000 / Rp.5.000)

nilai total SHU sebesar Rp. 20.000.000, dan berdasarkan ketentuan AD/ART nilai SHU yang dibagikan untuk anggota misalnya ditetapkan 20%, maka nilai SHU untuk adalah Rp. 20.000.000 x 20% = Rp. 4.000.000. pada tahun tersebut, total point transaksi tercatat sebanyak 1.000 point, sehingga nilai SHU tiap point adalah
Rp. 4.000.000 / 1.000 point = Rp. 4.000 per point. Maka nilai SHU yang diterima Ibu Ayu adalah Rp. 4.000 x 65 point = Rp. 260.000, sednagkan nilai SHU Pak Zaki hanya sebesar Rp. 4.000 x 7 point = Rp. 28.000.




SISA HASIL USAHA (SHU)




1.   PENGERTIAN
Sisa hasil usaha adalah seluruh pemasukan adtau penerimaan total (TR) dengan biaya-biaya atau biaya total (TC) dalam satu tahun buku.pengertian SHU menurut UU No.25/1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut :
a.    SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperole dalam satu tahun buku dikurang dnegan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
b.    SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai denan keputusan rapat anggota.
c.     Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota.
Maka, besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota berbeda tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.

2.   CARA MENGHITUNG SHU
Perhitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan apabila beberapa informasi dasar diketahui sebagai berikut :
a.   SHU total koperasi pada satu tahun buku.
b.   Bagian (persentase) SHU anggota.
c.    Total simpanan seluruh anggota.
d.   Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota.
e.   Jumlah simpanan per anggota.
f.     Omzet atau volume usaha per anggota
g.   Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota.
h.   Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota.
3.   SISTEM PEMBAGIAN SHU
a.   SHU yang sudah diperoleh dibagi berdasarkan ketentuan yang ada di AD/ART
b.   SHU untuk anggota dibagi berdasarkan besarnya transaksi
c.    Untuk memudahkan proporsi transaksi, maka diperlukan konversi nilai transaksi ke dalam point pembagi SHU
d.    Besarnya nilai tiap point SHU diperoleh dari nilai total SHU yang dibagi untuk anggota, dibagi dengan total point yang dikeluarkan dari semua transaksi
e.    Nilai SHU tiap anggota adalah jumlah point yang dimiliki seorang anggota, dikali nilai tiap point SHU
f.     Konversi nilai transaksi dengan jumlah point sangat tergantung dengan proporsi margin (tingkat keuntungan dari transaksi tersebut) semakin rigid (detail) semakin adil, namun akan rumit administrasinya. Maka rapat anggota dapat memutuskan di awal dengan  klasifikasi nilai dan atau jenis transaksi barang/jasa pada beberapa klasifikasi saja.