Kamis, 11 April 2013

AKUNTANSI INTERNASIONAL BAB V


 TRANSLASI MATA UANG ASING
 
PENGARUH ALTERNATIF KURS TRANSLASI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN.
Dalam melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik dapat digunakan 3 nilai tukar yaitu antara lain :
a.    kurs kini (current
b.    Kurs historis (historical)
c.    Kurs rata-rata (average)

Harus dapat dibedakan antara keuntungan dan kerugian translasi (translation) dan keuntungan dan kerugian transaksi (transaction) dimana keduanya merupakan keuntungan dan kerugian akibat nilai tukar.
Dari dua jenis penyesuaian transaksi, keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai tukar yang digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai tukar yang digunakan saat penyelesaian.Jenis dua penyesuaian transaksi adalah keuntungan dan kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan timbul ketika laporan keuangan disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan.Namun demikian hingga utang mata uang asing tersebut benar-benar dilunasi, kerugian nilai tukar belum direalisasi ini memiliki sifat yang sama dengan kerugian translasi karena berasal dari proses penyajian ulang.
Perbedaan dalam kurs nilai tukar yang timbul pada tanggal yang berbeda menyebabkan berbagai jenis penyesuaian nilai tukar. Berikut ini adalah bagan yang menjelaskan perbedaan antara keuntungan dan kerugian transaksi dan translasi.
Suatu transaksi yang sudah direalisasi (atau sudah diselesaikan) menumbulkan keuntungan dan kerugian yang nyata. Keuntungan dan kerugian seperti itu harus tercermin secepatnya dalam laba.

TRANSAKSI MATA UANG ASING.
Transaksi mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan memberi atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing.Berdasarkan konsep mata uang fungsioanal yaitu, mata uang fungsional dari suatu entitas adalah mata uang yang berlaku di wilayah operasional utama perusahaan dan menghasilkan arus kas. Dengan demikian suatu transaksi mata uang asing dapat berdominasi dalam suatu mata uang, tetapi di ukur atau di catat dalam mata uang yang lain.

METODE DALAM TRANSLASI MATA UANG ASING.
            Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode untuk menyatakan laporan keuangannya dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik. Metode translasi ini  terdiri dari dua jenis yaitu :
1.    Metode Kurs Tunggal
Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi risiko nilai tukar karena kurs nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar negeri setiap terjadi perubahan nilai tukar. Nilai persediaan dan aktiva tetap didukung oleh inflasi lokal.Dengan mentranslasikan seluruh saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs kini menghasilkan keuntungan dan kerugian translasi setiap kali terjadi perubahan kurs nilai tukar. Kebanyakan keuntungan dan kerugian ini tidak akan pernah direalisasi penuh.
2.    Metode Kurs Berganda
Metode ini menggabungkan kurs nilai tukar historis dan kurs nilai tukar kini dalam proses translasi. Metode ini terbagi atas tiga metode yaitu :
a.   Metode kini - non kini.
b.   Metode Moneter - non moneter .
c.   Metode temporal.

a.    Metode kini - non kini (lancar-tidak lancar)
Aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi (kecuali depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh.Metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis.
b.    Metode Moneter - Non Moneter
Menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs klasifikasi translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos - pos non moneter  aktiva tetap investasi  jangka panjang dan persediaan investor di translasikan dengan menggunakan kurs historis. Pos - pos laporan laba rugi di translasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan konsep kini - non kini.
c.    Metode Temporal
Translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang niai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang dominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya. Kas diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima atau akan dibayarkan pada saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain-lain diukur sebesar harga uang saat pos-pos tersebut diakuisisi atau terjadi (harga historis). Namun demikian, beberapa pos diukur sebesar harga yang terjadi per tanggal laporan keuangan (harga kini), seperti persediaan berdasarkan aturan mana yang lebih rendah antara biaya perolehan atau harga pasar.

7.5       MODEL TRANSLASI MANA YANG TERBAIK ?
Keadaan yang mendasari proses translasi mata uang asing sangat berbeda.Translasi akun-akun dari mata uang yang stabil ke dalam mata uang yang tidak stabil tidaklah sama dengan melakukan translasi dari mata uang yang tidak stabil ke dalam mata uang yang stabil. Hanya ada sedikit kesamaan antara translasi untuk transaksi jenis ekspor-impor dan transaksi yang melibatkan perusahaan afiliasi yang secara tetap didirikan atau anak perusahaan di Negara lain yang menanamkan kembali laba lokalnya dan tidak bermaksud untuk mengirimkan kembali dana apapun kepada induk perusahaan dalam waktu dekat.
Kedua, translasi dilakukan untuk tujuan yang berbeda. Melakukan translasi akun-akun suatu anak perusahaan luar negeri dalam rangka konsolidasi akun-akun dengan induk perusahaan tidak sama dengan melakukan translasi akun-akun perusahaan yang independent dengan maksud untuk memenuhi kepentingan para pihak luar negeri. Ada tiga pertanyaan yang harus diperhatikan :
1.    Apakah menggunakan lebih dari satu metode translasi diperbolehkan ?
2.    Jika ya, metode manakah yang dapat digunakan dan dalam kondisi apakah metode tersebut diterapkan ?
3.    Apakah terdapat situasi di mana translasi sama sekali tidak boleh dilakukan ?
Terkait dengan pertanyaan pertama, jeals terlihat bahwa satu metode translasi saja tidak dapat memenuhi dengan sama translasi yang dilakukan berdasarkan kondisi yang berbeda dan tujuan yang berbeda. Jadi lebih dari satu metode translasi yang diperlukan.
Terdapat tiga pendekatan translasi yang berbeda yang dapat diterima yaitu :
1.    Metode historis :
Objek translasi adalah untuk mengubah unit pengukuran laporan keuangan anak perusahaan luar negeri kedalam mata uang domestik dan untuk membuat laporan keuangan anak perusahaan luar negeri sesuai dengan prinsip -  prinsip akuntansi  yang diterima secara umum dinegara asal induk perusahaan maka tujuan ini dapat dicapai dengan menggunakan kurs nilai tukar historis.Prinsip temporal lebih disukai karena secara umum mempertahankan prinsip akuntansi yang digunakan untuk mengukur aktiva dan kewajiban yang awalnya dinyatakan dalam mata uang asing.
2.    Metode kini
Merupakan translasi (penyajian ulang) secara langsung dari satu jenis mata uang kedalam mata uang lainnya. Metode kurs kini lebih teapt digunakan apabila akun-akun anak perusahaan luar negeri yang ditranslasika tetap mempertahankan mata uang lokal sebagai unit pengukuran :yaitu jika entitas asing dipandang dari sudut pandang perusahaan lokal. Translasi berdasarkan kurs kini tidak mengubah segala bentuk hunbungan awal  dalam laporan keuangan mata uan asing, karena seluruh saldo akun hanya perlu dikalikan dengan suatu konstanta. Pendekatan ini berguna jika akun-akun perusahaan independen ditranslasikan untuk kepentingan pemegang saham luar negeri atau kelompok pengguna eksternal lainnya.
3.    Tidak dilakukan translasi sama sekali
Dilakukan apabila tidak ada translasi yang memadai jika dilakukan antara mata uang yang sangat tidak stabil dan sangat stabil. Translasi dari satu mata uang itu ke yang lainnya tidak akan menghasilkan informasi yang bermakna meski menggunakan metode yang  manapun. Jika suatu mata uang cukup tidak stabil sehingga membuat translasi akun tidak dapat dilakukan, konsolidasi laporan keuangan juga tidak dapat dilakukan. Translasi tidak diperlukan jika laporan keuangan perusahaan independen dikeluarkan diterbitkan benar-benar untuk tujuan pemberian informasi bagi para penduduk di negara lain yang berada dalam tingkat perkembangan ekonomi yang dapat dibandingkan dan memiliki situasi mata uang nasional yang dapat dibandingkan. Manajer iternasional yang efektif harus mampu mengevaluasi situasi dan mengambil keputusan yang menyangkut lebih dari satu mata uang.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI.
            PSAK No.10 menyatakan bahwa keuntungan dan kerugian akibat translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama maka seluruh selisih kurs diakui dlaam periode tersebut. Namun, jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode transaksi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.
Secara internasional, perlakuan akuntansi atas penyesuaian-penyesuaian tersebut juga berbeda seperti halnya prosedur translasi. Pendekatan-pendekatan atas penyesuaian translasi berkisar dari penangguhan hingga tidak ada penangguhan.

Sumber : Hari Setiyawati, SE.,AK.,M.SI, Translasi Mata Uang Asing, Universitas Mercubuana



Tidak ada komentar:

Posting Komentar