Sabtu, 02 Oktober 2010

KISAH NENEK TUA YANG MELARAT

KISAH NENEK TUA YANG MELARAT
            Kejadian di daerah patemon (surabaya) beberapa tahun yang silam. Seorang nenek tua yang melarat punya beberapa cucu yang masih kecil yang yatim ditinggalkan kedua ibu dan bapaknya yang sudah tiada. Tinggal di rumah gubuk dengan sedikit tanah kosong di belakang rumahnya. Tanah kosong itu dicangkul dan ditanami kacang tanah. Setelah matang kacang dibongkar, direbus, lalu dijual di pasar. Ia mendapatkan uang Rp. 500,- sebagai hasil penjualannya. Uang itu akan dibelikan beras, sayur  dan lauk pauk untuknya dan cucunya. Tetapi sebelum dibelikan, seorang laki-laki kekar merampas uang itu. Nenek itu pulang ke rumah dengan tangan hampa, sehai semalam ia dan cucu-cucunya kelaparan tidak dapat makan. Perampok langsung masuk warung sate makan enak dengan uang rampasan itu.
            Akhirnya nenk yang tua itu mati, begitu juga lelaki perampok itu. Mungkinkah menurut pemikiran anda, keduanya hanya menjadi tanah dan tidak ada persoalan? Yang merampok dan dirampok sudah menjadi tanah, tidak ada apa-apanya di kemudian hari?
            Pikiran yang waras yang sadar akan kebesaran dan kebijaksanaan Allah yang menciptakan dan menghidupkan kedua insan itu yakin bahwa antara kedua insan itu tidak akan diperlakukan Allah dengan perlakuan yang sama, sama-sama menjadi tanah karenatidak sesuai dengan kebesaran dan kebijaksanaan Allah yang telah menciptakan jagat raya yang teratur ini.
            Pasti akan ada kehidupan setelah mati, untuk menghukum perampok itu bila ia mati sebelum bertobat atas dosanya.
            Cerita ini saya dapatkan dari buku karangan Bey Arifin. Mengapa saya memilih cerita ini? Karena sesuai sekali dengan pemimpin di Negara kita yang suka merampas hak rakyat kecil. Semoga cerita ini dapat menyadarkan orang-orang yang merampas hak orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar